LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II
ISOLASI MINYAK JARAK DENGAN SOXHLET
Disusun
Oleh :
Nama
: Mery
Febriatie Mahadi
NIM
:12.71.13711
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Studi : Farmasi
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI D-3 FARMASI
2013
----------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
I
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa memahami ekstraksi dengan cara soxhlet
2. Mahasiswa memahami cara identifikasi minyak
Dasar Teori
Sokletasi adalah
suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan
cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen
yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. prinsip sokletasi ini yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila
penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut,
tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Metode sokletasi seakan merupakan penggabungan
antara metode maserasi dan perkolasi. Jika pada metode pemisahan minyak astiri
( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa
yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan
pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang
terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu.
Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu
akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali
kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut
yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan
rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu
campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka
dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan
Cara
menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang
berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus
dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari,
senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau
dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa
artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat sokletasi
tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa
dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena
sampel tidak terendam seluruhnya.
v
Syarat-syarat pelarut yang
digunakan dalam proses sokletasi :
1.
Pelarut yang mudah menguap
seperti : n-heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol.
2.
Titik didih pelarut rendah.
3.
Pelarut tidak melarutkan senyawa
yang diinginkan.
4.
Pelarut terbaik untuk bahan yang
akan diekstraksi.
5.
Pelarut tersebut akan terpisah
dengan cepat setelah pengocokan.
6.
Sifat sesuai dengan senyawa yang
akan diisolasi, polar atau nonpolar.
v Metode sokletasi ini lebih
efisien, karena:
1.
Pelarut organik dapat
menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali.
2.
Waktu yang digunakan
lebih efisien.
3.
Pelarut lebih sedikit
dibandingkan dengan metode
maserasi atau perkolasi.
v Sokletasi dihentikan apabila
:
1.
Pelarut yang digunakan
tidak berwarna lagi.
2.
Sampel yang diletakkan
diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak
3.
Hasil sokletasi di uji
dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
v Keunggulan sokletasi :
1.
Sampel
diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2.
Jumlah
pelarut yang digunakan sedikit.
3.
Proses
sokletasi berlangsung cepat.
4.
Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5.
Pelarut
organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
v Kelemahan sokletasi :
1. Tidak
baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau
senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus
dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer,
Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3.
Pelarut
yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.
Gambar dari
ekstraktor soxhlet
v
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
1.
Kondensor : berfungsi sebagai
pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2.
Timbal : berfungsi sebagai wadah
untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3.
Pipa F : berfungsi sebagai jalannya
uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4.
Sifon : berfungsi sebagai
perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu
alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus.
5.
Labu alas bulat : berfungsi sebagai
wadah bagi sampel dan pelarutnya
6.
Hot plate : berfungsi sebagai
pemanas larutan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
METODE KERJA
A.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Seperangkat alat
sohxlet
b.
Kertas saring
c.
Benang
d.
Mortir dan Stemper
e.
Timbangan analitik
f.
Gelas Beaker
2.
Bahan
a.
Biji jarak matang
10 gram
b.
300 ml etanol 70 %
B.
Cara Kerja
1.
Siapkan alat dan
bahan
2. Timbang sampel
(biji jarak matang) sebanyak 10 gram yang sudah digerus terlebih dahulu, lalu bungkus
dengan kertas saring dan diikat dengan benang.
3. Masukkan sampel
yang sudah dibungkus tadi ke dalam timbal dan masukkan pula etanol 70 %
sebanyak 300 ml ke dalam labu alas bulat.
4.
Rangkai alat
soxhlet
5.
Mengekstraksi
minyak jarak dengan etanol 70 % hingga terjadi sirkulasi sebanyak 5 x
6. Hentikan proses
ekstraksi, lalu masukkan hasil ekstrak ke dalam gelas beaker dan tutup dengan
kertas saring, didiamkan selama beberapa hari (agar etanol menguap)
7.
Timbang hasil
ekstraksi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
HASIL PERCOBAAN
A.
Hasil Percobaan
Pelarut
|
Sifat Pelarut
|
300 ml Etanol 70%
|
Polar
|
Berat
|
||
Gelas Beaker
Kosong
|
Gelas Beaker
+ Ekstrak
|
Ekstrak
Minyak Jarak
|
127 gram
|
241 gram
|
|
B.
Gambar Hasil
Percobaan
1.
Gambar saat terjadinya proses sirkulasi
( Gambar 1 )
2.
Gambar hasil ekstraksi minyak jarak dalam pelarut etanol
70 %
( Gambar 2 )
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada
percobaan ekstraksi ini, menggunakan metode soxhletasi. Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang dengan
pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel
terisolasi dengan sempurna. prinsip sokletasi ini yaitu
penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan
pelarut yang digunakan relatif sedikit. Dalam proses soxhletasi ini digunakan
biji jarak masak sebanyak 10 gram dengan volume pelarut sebanyak 300 ml etanol
70%.
Pada
percobaan ini langkah awal yang dilakukan adalah dengan merangkai alat
soxchletasi. Langkah selanjutnya yaitu menghaluskan biji jarak matang yang
dihaluskan dengan mortir dan stemper sampai benar-benar halus, selanjutnya
ditimbang sebanyak 10 gram. Banyaknya sampel yang dibutuhkan tergantung dari
besarnya timbal yang digunakan, karena jika sampel terlalu banyak maka sampel
tidak akan masuk ke kedalam timbal maupun tingginya sampel akan melewati sifon.
Selanjutnya bij jarak yang sudah dihaluskan tadi dibungkus dengan kertas saring
dan diikat. Cara membungkus sampel harus hati-hati, terlebih dahulu kertas
saring digulung sesuai dengan diameter timbal (tetapi tidak menyentuh dinding
timbal), dan tingginya sesuai dengan sifon. Untuk mengikatnya juga diperlukan
kecermatan agar kertas saring tidak hancur dan harus disisahkan benang untuk
pengikatan yang bagian atas, hal ini berfungsi agar sampel bisa kita keluarkan
dengan cara menariknya lewat benang tersebut. Setelah itu dimasukkan kedalam
tempat ekstraktor soxhlet. Memasukkan 300 ml etanol 70 % kedalam labu bulat dan kemudian mengalirkan
air pada pendingin (kondensor) fungsi dari kondensor yaitu untuk mengubah zat
penyari dalam hal ini etanol menjadi molekul-molekul penyari atau mengubah uap
menjadi cairan. Langkah selanjutnya yaitu mengamati sirkulasi
(perputaran/perpindahan) yang terjadi pada proses soxhletasi dan rentang waktu
yang dibutuhkan.
Pada
ekstraktor soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan
uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar
dalam fase cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam timbal berisi sampel. Pelarut
akan membasahi sampel dan tertahan di dalam timbal sampai tinggi pelarut dalam
pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di timbal. Kemudian pelarut seluruhnya
akan masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya hingga 5 x.
Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.
Pada
ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut
dalam timbal sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang
berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel
yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas.
Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Penarikan komponen kimia yang
dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam timbal yang telah
dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu
alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam timbal menyari zat aktif di
dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh
cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa hingga terjadi
sirkulasi.
Dalam
proses soxhletasi ini digunakan alat-alat yang telah dirancang sedemikian rupa
agar volume senyawa yang ada di dalamnya tidak berkurang. Alat soxhletasi ini
dilengkapi dengan
1.
kondensor yang berfungsi
sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan yang berbentuk bola-bola kaca yang di dindingnya dialiri dengan air
dingin, sehingga uap-uap dari zat akan
menempel pada dinding bola-bola kaca yang kemudian akan mengembun dengan
adanya air dingin pada dinding luarnya, lama-kelamaan uap yang menempel
tersebut akan turun kembali.
2.
Timbal berfungsi sebagai wadah untuk
sampel yang ingin diambil zatnya.
3.
Pipa F berfungsi sebagai jalannya
uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4.
Sifon berfungsi sebagai perhitungan
siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka
hal ini dinamakan 1 siklus.
5.
Labu alas bulat berfungsi sebagai
wadah bagi sampel dan pelarutnya.
6.
Hot plate berfungsi sebagai pemanas
larutan.
Dalam percobaan
ini diperoleh ekstrak dengan warna kuning keruh dan terdapat minyak jarak (Gambar
2).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB V
TUGAS SEBELUM
PRAKTIKUM
Soal
1.
Apa keuntungan dan kerugian ekstraksi dengan cara
soxhletasi ?
2.
Penyari apa yang biasa digunakan untuk soxhlet ?
3.
Sebutkan kompunen-kompunen yang terdapat pada oleum
ricini ?
4. Sebutkan eluen berdasarkan urutan polaritasi dari non
polar ke polar ?
Jawab
1.
Keuntungan dan kerugian ekstaksi dengan cara soxhletasi
yaitu
v Keuntungan sokletasi :
1.
Sampel
diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2.
Jumlah
pelarut yang digunakan sedikit.
3.
Proses
sokletasi berlangsung cepat.
4.
Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5.
Pelarut
organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
v Kerugian sokletasi :
1. Tidak
baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau
senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus
dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer,
Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3.
Pelarut
yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.
2. Penyari yang
biasa digunakan untuk soxhlet yaitu etanol, kloroform, dan n-heksana.
3. Kompunen yang
terdapat pada oleum ricini yaitu asam ricinoleat, asam sebasat, asam
dikarboksilat, iodin, kandungan glyseride,
dan beberapa enzim lipase.
4. Urutan eluen berdasarkan
kepolarannya dari yang non polar ke polar : n-heksana, sikloheksana, karbontetraklorida, benzena, toluena, dietil eter, kloroform, etil asetat, asetat, etanol, metanol.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan percobaan yang
telah dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.
Soxhletasi digunakan
untuk memisahkan zat yang diinginkan yaitu simplisia dari bahan alam dengan
menggunakan pelarut yang sama dimana
cairan pelarut diuapkan kemudian membasahi sampel dan masuk kedalam simplisia
serta menyari zat aktif yang terdapat didalamnya kemudian masuk kembali kedalam
pelarut dan diekstrak dengan proses evaporasi sehingga diperoleh berat ekstrak
minyak jarak yaitu 114 gram dengan
pelarut awal etanol 70 % sebanyak 300 ml.
2.
Prinsip
kerja soxhletasi yaitu penyarian secara berkesinambungan, dimana cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi menjadi
molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam
klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas
bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat
aktif menjadi sempurna.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
Khoirulazam.2012.Prinsip Kerja Ekstraktor Soxhlet. http://khoirulazam98.blogspot.com/2012/01.prisip-kerja-ekstraktor-soxhlet.html Diakses tanggal 1 Desember 2013.
Puriyanto,edi.2012.Ekstraksi Minyak Jagung Secara Soxhletasi.
http://edipuriyanto.blogspot.com/2012/04/ekstraksi-minyak-jagung-secara.html. Diakses pada tanggal 1 Desember 2013.
Penuntun
praktikum farmakognosi II Fakultas Ilmu Kesehatan Prody Farmasi Universitas
muhammadiyah Palangkaraya